This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label motivasi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 22 Maret 2014

Ini 6 Cara Gunakan Twitter Untuk Dukung Bisnis Anda

Twitter adalah salah satu media tercepat yang biasa kita tuju untuk mengecek berita sebelum muncul di media atau sekadar mencari tahu apa yang sedang sering dibicarakan di dunia. Tapi tak hanya sebagai fungsi personal, Twitter adalah tempat yang bagus untuk membangun brand (merek) usaha Anda, memasarkannya, dan juga memperluas jaringan. Ini dia 6 cara menarik dan efektif dalam menggunakan Twitter sebagai seorang entrepreneur profesional.
1. Tentukan tujuan Anda
Apakah Anda ingin membuat orang lain sadar dan tahu akan brand Anda atau hanya sekadar sebagai kontak. Anda harus tahu untuk apa alasan Anda membuat akun Twitter. Itu adalah cara agar Anda tahu bagaimana menggunakannya dengan efektif, melacak strategi yang pesaing Anda gunakan, dan jenis orang yang mereka ajak bicara di Twitter.
Jika Anda tertarik untuk memperluas jaringan, follow (ikuti) orang-orang yang tepat, mulailah diskusi dengan followers Anda, dan bergabung bersama orang-orang yang memiliki minat yang sama dengan Anda.
2. Perbaharui profil Anda
Gambar profil yang tidak jelas dan bio yang terlalu generik, tidak akan membuat orang tertarik untuk mengikuti Anda di Twitter. Ingat soal brand Anda dan apa yang ingin Anda tonjolkan. Pikirkan sesuatu yang unik dan 'out of the box' lalu tulislah bio yang akan menarik perhatian.
3. Follow pesaing Anda
Sangat penting untuk mengetahui apa yang pesaing Anda sedang lakukan, strategi mereka, dan target pasar mereka. Jangan hanya follow mereka tapi juga follow orang-orang yang mereka follow.
Target pasar Anda akan mirip jika apa yang Anda tawarkan juga mirip. Follow orang-orang berpengaruh dan selebriti, karena mereka punya banyak followers. Mention (sebut) mereka di twit Anda untuk mendapatkan perhatian dari follower mereka dan bisa jadi twit Anda di retweet.
4. Tindak lanjuti
Interaksi pribadi itu sangat penting di Twitter, karena dengan begitu Anda membuat diri Anda terpisah dari berbagai brand dan akun pribadi lainnya.
Setelah Anda follow seseorang, kirimi mereka pesan bahwa Anda telah mengikuti mereka di Twitter dan menyukai twit yang mereka tulis. Jangan lupa juga untuk membalas twit dari followers Anda, favorite twit yang Anda suka, dan lakukan retweet. Intinya, jaga interaksi antara Anda dengan followers tetap berjalan dinamis.
5. Buat "List" dalam Twitter
Anda tak perlu lagi membuat halaman excel untuk mengatur kontak Anda. Gunakan Twitter secara efektif dengan memisahkan orang-orang ke berbagai daftar (list).
Dengan begitu, Anda akan memiliki database sendiri yang akan sangat berguna ketika Anda membutuhkan kontak pada kelompok tertentu. Contohnya, jika Anda memiliki semua daftar pelanggan potensial, Anda akan dapat melihat sekilas apa yang mereka bicarakan dan kemudian memenuhi kebutuhan mereka dengan sesuai.
6. Dengarkan followers Anda
Mendengarkan apa yang followers Anda katakan akan sangat bermanfaat. Ketika Anda mendengarkan mereka, Anda dapat memutuskan apakah brand Anda memiliki apa yang followers Anda cari.
Setiap orang senang didengarkan dan ini adalah cara yang baik untuk mendengarkan mereka serta memberikan apa yang mereka butuhkan. Jangan langsung memaksakan pemasaran produk Anda. Lakukan dengan cara yang halus. (bn/kabar24.com)

Kamis, 20 Maret 2014

Berfikir Kreatif

Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1 - Berpikir kreatif adalah proses berpikir yang menghasilkan kreativitas. Kreativitas tidak selalu menghasilkan produk konkrit, tetapi meliputi seluruh aspek kehidupan, diantaranya berupa ide. Kreativitas sangat penting untuk menyiasati segala keterbatasan yang kita miliki, memecahkan masalah pada berbagai aspek kehidupan, sekaligus menghasilkan peluang atau karya baru untuk memudahkan kehidupan kita

....
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Rabu, 19 Maret 2014

INVESTASI tidak mungkin mengalahkan BISNIS.

Sehebat-hebatnya daya ungkit Investasi, tidak mungkin dapat mengalahkan daya ungkit Bisnis
Pengertian Investasi adalah anda "menitipkan" modal/uang untuk dikelola/dimanfaatkan dalam bisnis orang lain, dan sebagai "imbalannya" anda akan menerima "pembagian keuntungan (kerugian)" dari bisnis orang tersebut.
Sebesar-besarnya "keuntungan" investasi emas, tentu jauh lebih besar keuntungan perusahaan penambang emas, ataupun perusahaan pengelola emas (menjadi perhiasan, jual-beli, dll).
Sebesar-besarnya keuntungan investasi properti, tentu jauh lebih besar lagi keuntungan perusahaan pembangun properti (developer).
Sebesar-besarnya "keuntungan" "investasi" saham/valas, tentu yang paling untung adalah perusahaan jasa jual-beli nya. Investor boleh ada yang rugi kecil, rugi besar, untung kecil maupun untung besar. Tetapi yang selalu untung tentu saja perusahaan jasa transaksi tersebut.
Tidak mungkin Investasi mengalahkan Bisnis.
Warren Buffett sering dengan salah dianggap "Investor". Padahal yang dilakukannya adalah "membeli perusahaan untuk disinergikan dengan perusahaan lainnya". Dengan demikian tentu saja nilai setiap perusahaan miliknya makin lama makin tinggi karena keuntungan setiap perusahaan makin besar. Yang jelas, Warren Buffett tidak "beli sesuatu, duduk diam, lalu tiba-tiba kekayaannya melonjak". Tidak. Ada "sesuatu" yang dikerjakan diantaranya. Itulah bisnis. Itulah sinergi.
Dengan investasi "duduk diam", jangan pernah berharap Rp 1 juta menjadi Rp 100 juta.
Apalagi dengan "investasi Rp 100.000, duduk diam, berharap menjadi Rp 100 juta".
TETAPI...
Dengan "TIDAK DUDUK DIAM", dengan "BERGERAK", dengan benar-benar "MELAKUKAN" bisnis, anda BOLEH mengharapkan "modal" awal Rp 100.000 suatu saat menjadi Rp 100 juta. TIDAK MUSTAHIL!
Syaratnya: MELAKUKAN BISNIS. BUKAN DUDUK DIAM!

Sumber: Bisnis Nomor 1

Senin, 17 Maret 2014

Bahaya “Berpikir” Positif

Ide menulis artikel ini muncul saat saya berbincang dengan rekan saya, Ariesandi Setyono, saat mengevaluasi mekanisme pikiran. Kami mengevaluasi pengalaman hidup kami berdasarkan berbagai buku positif yang telah kami baca. Diskusi berjalan seru, sangat inspiring dan mind challenging.
Jujur saya akui bahwa tidak mudah untuk bisa benar-benar menjadi seorang pengamat atas belief system dan proses pikiran kami. Kami harus melepaskan keterikatan dan kemelekatan terhadap berbagai informasi dan konsep yang telah kami terima selama ini, yang kami yakini sebagai hal yang benar. Bill Gould, mentor kami selalu berpesan, ”You have to challenge everything, including your own belief system or assumptions. That’s the key to quantum leap in personal growth and consciousness expansion”.
Salah satu topik yang kita bahas dengan intens adalah mengapa berpikir positif justru semakin memperburuk kinerja seseorang. Topik ini menjadi materi yang menarik untuk didiskusikan karena kami sendiri telah mengalami efek negatip dari “berpikir” positif.

Rabu, 13 Juni 2012

1 Trilyun untuk Media Online dari 92 Trilyun Belanja Iklan di 2012

Jakarta - Belanja iklan di media massa pada tahun ini diperkirakan mencapai Rp. 92 triliun, atau meningkat 14,71% dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp. 80,2 triliun.

Sekjen Serikat Perusahaan Pers (SPS) Ahmad Djauhar mengatakan industri media massa akan terus bertumbuh karena penetrasi media di masyarakat masih rendah. “Penetrasi media masih sangat kecil, contohnya ada di surat kabar di mana 1 koran dibaca oleh 24 orang. Industri media massa masih punya potensi yang cukup besar,” jelasnya dalam Outlook Industri Media 2012, Kamis sore 26 Januari 2012.Adapun kue iklan terbesar masih diraih televisi, yakni sekitar 60%, diikuti oleh surat kabar sebesar 40%. 

Dia menjelaskan pada tahun ini perkiraan kue iklan sebesar Rp. 55,5 triliun diraih media berbasis televisi lalu Rp. 27,7 ke surat kabar, dan kemudian majalah Rp.1,85 triliun. Sisanya ke tabloid, radio, dan media luar ruang. 
Dia menuturkan persaingan merebut kue iklan akan terjadi antara radio, majalah, tabloid, dan media yang masih tergolong muda yakni berbasis OnlinePada tahun ini, jelas Djauhar, media Online diperkirakan merebut kue iklan hingga Rp.1 triliun, setelah pada 2006 hanya Rp.66 miliar dan 2009 sebesar Rp.220 miliar. Menurut dia, operator radio akan mendapat tantangan berat dari media Online karena gaya hidup masyarakat yang sudah jarang mendengarkan radio. “Kue iklan akan semakin terbagi juga, karena TV berbayar juga akan semakin berpenetrasi, karena saat ini baru 3,5 juta rumah yang berlangganan, dan masih ada 12 juta potensi yang ada untuk berlanggangan TV berbayar,” jelasnya. 

Pada sisi lain, Djauhar mengatakan keberadaan surat kabar akan semakin kuat dengan perkiraan jumlah eksemplar pada tahun ini mencapai 30 juta eksemplar, atau naik 17,64% dibandingkan dengan tahun sebelumnya 25,5 juta eksemplar. 
Adapun jumlah media cetak terus bertambah setiap tahun, pada 2008 sebanyak 1.008 judul, lalu 2009 mencapai 1.036 judul, 2010 tercatat 1.080 judul, dan 2011 hingga 1.366 judul. “Setelah 1998, banyak lembaga media baru. Namun, sayangnya tidak sedikit pemilik media yang ikut mengatur konten, demi keuntungan sepihak,” jelasnya. Djauhar menambahkan surat kabar saat ini juga menjadi media untuk kepentingan tertentu, bukan lagi hanya sumber informasi. “Cukup banyak pengusaha atau pejabat yang juga membuat surat kabar sehingga jika diserang orang lain, dia bisa mempertahankan diri,” paparnya. 

Di tempat yang sama, Senior Advisor to CEO Kompas Gramedia Lukas Widjaja mengatakan perusahaan media massa terutama media cetak harus adaptif menghadapi perubahan zaman. 
Dia mengatakan ada kemungkinan beberapa puluh tahun kemudian tidak dikenal lagi istilah surat kabar karena kemajuan media berbasis teknologi informasi.

Sumber: The Global Journal

Senin, 19 Juli 2010

Menjaga Konsistensi Diri

Mudah untuk memulai, tetapi sulit untuk mempertahankan sehingga gagal mengakhiri dengan baik sesuai keinginan. Terdengar familiar situasi diatas dengan kondisi kita sekalian ? Suatu keadaan yang sering berulang terus-menerus dalam hampir semua aspek hidup, entah itu pekerjaan, aktivitas kuliah, aktivitas gereja, kehidupan pernikahan, pacaran, bahkan aktivitas blogging sekalipun. 


Yah, memang manusia itu adalah makhluk yang berapi-api pada awalnya, namun kerap kali gagal menjaga api tersebut tetap menyala. Satu hal yang mungkin banyak orang lupa adalah yang terpenting bukan seberapa hebat kita memulai, tetapi bagaimana menjaga konsistensi dalam setiap hal yang kita lakukan. Penting eskali untuk menjaga konsistensi, sebab tanpa adanya konsistensi, api/semangat sebesar apapun akan padam juga.

Teman dan pengaruh lingkungan sedikit banyak juga mempengaruhi seberapa lama konsistensi anda dalam melakukan suatu hal. Oleh karena iut, pilihlah lingkungan yang sesuai dengan apa yang ingin anda seriusi untuk kerjakan. Dan aspek terbesar bagaimana menjaga agarkonsistensi itu tetap ada adalah melalui diri kita sendiri.


Bagaimana dari diri kita sendiri menjaga / melatih konsistensi ? Bisa dengan banyak hal, membaca buku salah satunya (dan yang paling sering dilakukan banyak orang termasuk saya). Milikilah koleksi buku yang dapat membangun semangat dan spirit anda serta tetap mempertahankannya pada track yang benar. Dan ingat, konsistensi untuk terus membaca dan belajar, sebab kalau tidak demikian, buku sehebat apapun juga tidak akan memberi efek yang baik.

Rabu, 14 Juli 2010

Hikmat Secangkir Coklat Panas





Sekelompok alumni, yang sudah mapan dalam karirnya, sedang berbincang-bincang  pada saat reuni dan memutuskan untuk pergi mengunjungi Profesor universitas mereka yang sekarang sudah pensiun.


Pada waktu mereka berkunjung, pembicaraan mereka berubah menjadi keluhan mengenai stress pada kehidupan dan pekerjaan mereka. Profesor itu menyajikan coklat panas pada tamu-tamunya, ia pergi ke dapur dan kembali dengan coklat panas di teko yang besar dan beberapa macam cangkir - porselen, gelas, kristal, dan beberapa cangkir yang biasa-biasa saja, ada beberapa yang mahal, ada beberapa yang cantik - dan mengatakan kepada mereka untuk mengambil sendiri coklat panas tersebut.

Ketika mereka semua memegang  secangkir coklat panas di tangan mereka, professor itu berkata: "Lihatlah semua cangkir yang bagus, mahal semuanya telah diambil, yang tertinggal hanyalah yang biasa dan yang murah. Adalah normal bagi kalian untuk menginginkan yang terbaik bagi kalian semua,  itu adalah sumber dari masalah dan stress kalian. Cangkir yang kalian minum tidak menambahkan kualitas dari coklat panas tersebut". 


Setelah berdiam sejenak, si Profesor melanjutkan pesannya: "Pada kebanyakan kasus itu hanya menambah mahal dan bahkan menyembunyikan apa yang kita minum. Apa yang kalian inginkan sebenarnya adalah coklat panas, bukan cangkirnya; tetapi secara tidak sadar kalian menginginkan cangkir yang terbaik. Dan kemudian kalian mulai saling melihat dan membandingkan cangkir kalian masing-masing".


Kemudian dia berhenti, nampak berfikir dan berkata, "Sekarang pikirkan ini":
Kehidupan adalah coklat panas; Pekerjaan, Uang, dan Kedudukan di masyarakat adalah cangkirnya. Itu hanyalah alat untuk memegang dan memuaskan kehidupan.
Cangkir yang kau miliki  tidak akan menggambarkan, atau mengubah kualitas kehidupan yang kalian miliki.


Terkadang, dengan memusatkan perhatian kita hanya pada cangkirnya, kita gagal untuk menikmati coklat panas yang telah Tuhan sediakan bagi kita. Tuhan membuat coklat panasnya, tetapi manusia memilih cangkirnya.


Pesan Profesor terakhir dan semuanya terdiam tanpa mampu berkomentar:
"Orang-orang yang paling bahagia tidak memiliki semua yang terbaik. Mereka hanya berbuat yang terbaik dari apa yang mereka miliki: 


Hiduplah dengan sederhana.
Mengasihilah dengan murah hati.
Memperhatikanlah sesama dengan sungguh-sungguh.
Berbicaralah dengan ramah".

Yang terakhir:

"Dan nikmatilah coklat panas kalian".

Sumber: Daun Lontar