This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 28 Mei 2012

Kekuatan Launching

Dalam kamus bahasa dan praktek komunikasi bisnis sehari-hari, kata launching diterjemahkan sebagai peluncuran, baik dalam hal peluncuran suatu system maupun produk (terkesan ringan dan sederhana saja). Padahal launching adalah kegiatan yang sangat menegangkan. Karena masa depan perusahaan ditentukan oleh suksesnya launching suatu produk baru atau launching merek.

Sangat beralasan jika launching dalam artian marketing lebih berbobot diterjemahkan sebagai “melahirkan” produk baru. Mengapa disebut “melahirkan”? Selama sembilan bulah lebih dilakukan persiapan dalam kandungan untuk mempersiapkan kelahiran “bayi” tersebut. Resiko berupa rasa sakit dan taruhan nyawa sang ibu harus dihadapi dalam proses kelahiran bayi tersebut.



Tetapi kegembiraan setelah bayi lahir segera menghapus semua rasa sakit yang dirasakan. Masa depan yang lebih baik tentulah merupakan harapan semua Ibu yang dalam usahanya untuk mmbesarkan anak. Jadi launching itu sebenarnya adalah penentuan antara hidup dan mati, jika berhasil launching maka akan sukses, tetapi jika gagal maka akan bangkrut.

Sungguh mengherankan bila riset delloitte dan Touche pada tahun 1998 menunjukkan bahwa 90% produk baru mengalami kegagalan. Kemudian AC Nielsen dalam risetnya tahun 1999 di Eropa juga menunjukkan 90% produk baru mengalamai kegagalan.


Salah satu syarat penting dalam launching adalah bahwa produk baru yang diluncurkan itu haruslah memiliki diferensiasi dan jauh lebih unggul dibandingkan dengan pesaing (stand out and differentiate). Produk seperti itulah yang telah mencapai value innovation



Ada beberapa penyebab kegagalan produk baru.

Pertama, akibat kegagalan pasar seperti kecilnya potensi pasar, tidak terdapat pembeda produk yang jelas, positioning produk yang lemah, ketidakpahaman terhadap kebutuhan konsumen, minimnya dukungan dari saluran distribusi serta reaksi agresif dari pesaing. Contoh di luar negeri, kegagalan Crystal PEPSI yang meskipun meraih penghargaan sebagai produk Minuman baru terbaik 1992 tetapi hanya meraih pangsa pasar di bawah 3 persen saja. 



Kedua, akibat kegagalan financial yakni berupa rendahnya tingkat pengembalian investasi atau ROI. Contoh di luar negeri bagaimana pesawat supersonic Concorde mengalami kegagalan karena biaya operasionalnya mahal sehingga hanya menghasiljkan sedikit keuntungan bahkan kerugian dalam jangka panjang.


Ketiga, Merupakan kegagalan dalam hal waktu. Terlambat memasuki pasar atau terlalu dini masuk pasar sementara pasar belum dikembangkan untuk siap menerima produk baru tersebut.


Keempat, kegagalan teknis yang meliputi produk tidak bekerja dengan baik dan rancangan produk yang buruk. Contoh paling tepat adalah Newton product dari Apple yang diposisikan sebagai PDA (Personal Digital Assistance) tetapi konsumen tidak dapat memahami adanya kategori yang baru itu.


Kelima, kegagalan organisasi yang disebabkan ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri dengan kebudayaan organisasi serta tidak adanya dukungan organisasi.
Keenam, kegagalan lingkungan berupa peraturan pemerintah dan factor makro ekonomi


Dalam hal ini muncul semacam stigma bahwa orang pemasaran belum merasa sebagai pemasar sejati bila belum sukses melakukan launching produk baru.


Seseorang yang memiliki mental enterpreneur harus memiliki konsep produk dan strategi marketing yang andal serta memiliki kemampuan untuk menganalisis perubahan pasar yang telah, sedang dan akan terjadi.

Selasa, 15 Mei 2012

Michael Jackson 'Dihidupkan' Kembali Oleh Pepsi

PepsiCo Inc. berencana untuk 'menghidupkan kembali' Michael Jackson yang sudah hampir tiga tahun meninggal pada tahun 2009. Merek minuman ini pada hari Kamis (03/05/2012) mengumumkan bahwa mereka telah membuat kesepakatan dengan Raja Pop itu. Pepsi akan menggunakan gambar pelantun "Thriller" tersebut untuk mendorong pemasaran baru global.

Seperti yang dilansir dari Aceshowbiz, dalam perayaan ulang tahun ke 25 dari album MJ "Bad" serta pada turnya, satu miliar Pepsi kaleng akan menampilkan desain edisi khusus siluet legenda pop tersebut dan akan diluncurkan di China, besok, 5 Mei 2012. Kaleng-kaleng edisi terbatas akan tersedia di Amerika Serikat pada akhir Mei, sebelum disebar di 20 pasar di Asia, Amerika Selatan dan Eropa.
Sebuah bagian dari kampanye Pepsi yakni "Live for Now", promosi juga akan mencakup musik ikonik dan acara live epik. Fans juga akan mendapatkan kesempatan untuk mengakses barang dagangan edisi khusus, yang meliputi jaket terinspirasi oleh tur asli "Bad" dan mencampur musik dari album dan kesempatan untuk memenangkan tiket untuk pertunjukan Cirque du Soleil "Michael Jackson: The Immortal World Tour".

MJ memiliki hubungan jangka panjang dengan Pepsi. Dia pertama kali membintangi kampanye iklan untuk perusahaan dengan saudara-saudaranya pada tahun 1983. Tahun berikutnya, rambutnya terbakar kembang api karena kecelakaan saat syuting baku tembak untuk merek komersil. Pada tahun 2011, ia tampil dalam komersial 'Music Icons' Pepsi yang ditayangkan selama ajang pencarian bakat "The X Factor (US)". [fps]

"Ini adalah sebuah kemitraan global yang unik, seperti sebuah tonggak sejarah musik legendaris, mengundang penggemar Pepsi dari seluruh dunia untuk pengalaman musik Michael Jackson dalam bentuk menarik, dan itu adalah contoh model bagaimana kampanye Pepsi 'Live for Now' dapat terwujud dengan cara bergema di seluruh dunia, "kata Brad Jakeman, presiden, Global Enjoyment Brands, dan pemimpin pegawai kreatif, PepsiCo Global Beverages Group dalam siaran pers.



John Branca dan John McClain, co-pelaksana real MJ, juga menimbang pada kemitraan. "Kami sangat gembira untuk membawa Michael dan Pepsi kembali bersama-sama, dimana sebelumnya pernah bergabung pada tahun 1988. Maka untuk merayakan ulang tahun ke 25 dari album 'BAD' dan turnya dan menempatkan Michael di satu miliar kaleng Pepsi, ini mungkin rekor Guinness baru. Kami sangat gembira untuk melihat semuanya kembali untuk hidup," jelasnya.

Situs Media Luarruang Kredibel


Sebuah situs media luarruang mancanegara yang mampu menjadi pilihan para pelaku media. Di Indonesia pernah ada, namun sekarang entah kemana. Terinspirasikah anda dengan website ini? Silakan klik banner ini:



Senin, 11 April 2011

Anatomi Bisnis Islam

Mengapa bisnis harus sesuai syariah ? Pertanyaan selalu menjadi pertanyaan. Moga dapat mencerahkan kita semua bahwa bisnis tak lepas dari amal keseharian kita dan amal – apapun itu – mesti terikat dengan syariah. Terikat? Ya, karena kita ingin berbisnis penuh 'berkat' dan berkah, agar bisnis kita menjadi salah satu jalan kita meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Insya Allah.  Tetapi, selesaikah sampai di sini? O… tidak! Pertanyaan masih bergulir. Setidaknya, masih ada tiga pertanyaan penting berikutnya. Pertama, bagaimana sesungguhnya anatomi bisnis yang sesuai dengan syariah itu?  Kedua, saat Islam tegak menjadi tatanan hidup dunia semenjak masa Nabi SAW hingga runtuhnya Daulah Islam era Turki Utsmani tahun 1924, tak pernah ada istilah bisnis syariah atau bisnis Islami, lalu mengapa kini mesti muncul istilah itu? Ketiga,  bisakah bisnis Islami berjalan sempurna dalam sistem saat ini ? 


Pertama, Anatomi Bisnis Islami

Bisnis dengan segala macam aktivitasnya terjadi dalam kehidupan kita setiap hari, sejak bangun pagi hingga tidur kembali.  Alarm jam weker yang membangunkan kita dini hari,  sajadah alas shalat kita, susu instan  yang "aku dan kau" minum,  sepeda motor  yang mengantarkan kita ke kantor serta semua  kebutuhan rumah tangga kita, seluruhnya  adalah produk yang dihasilkan, didistribusikan, dan dijual oleh para  pelaku bisnis.  Uang yang dibelikan beragam produk tersebut juga – salah satunya - diperoleh dari bekerja pada suatu bisnis.

Contoh   di atas menunjukkan betapa komprehensifnya cakupan bisnis. Bila semua cakupan bisnis ini dicoba  diterjemahkan, maka akan muncul pengertian yang komprehensif pula. Mari kita lihat.
Kamus Bahasa Indonesia mengartikan bisnis sebagai "usaha dagang, usaha komersial di dunia perdagangan, dan bidang usaha". Skinner (1992)  mendefinisikan bisnis sebagai pertukaran barang, jasa atau uang yang saling menguntungkan atau memberi manfaat. Menurut Anoraga dan Soegiastuti (1996) bisnis memiliki makna dasar sebagai "the buying and selling of goods and services". Sementara,  dalam pandangan Straub dan Attner (1994), bisnis tak lain adalah  suatu organisasi yang menjalankan aktivitas  produksi dan penjualan barang-barang dan jasa-jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh profit. Barang yang dimaksud adalah suatu produk yang secara fisik memiliki wujud (dapat diindera), sedangkan jasa adalah aktivitas-aktivitas yang memberi manfaat kepada  konsumen atau pelaku bisnis lainnya.

Dari semua definisi yang digali dari fakta bisnis tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu organisasi/pelaku  bisnis akan melakukan aktivitas bisnis dalam bentuk: (1) memproduksi dan atau mendistribusikan barang dan/atau jasa, (2) mencari profit dengan menjual, menyewakan, mengerjakan sesuatu, mendistribusikan, dan aktivitas sejenis lainnya, dan (3) mencoba memuaskan keinginan konsumen.

Dari pengertian tersebut di atas juga dapat dipahami bahwa setiap organisasi bisnis akan melakukan  fungsi  dan aktivitas yang sama.  Dengan hantaran pengamatan terhadap definisi yang digali dari fakta bisnis yang ada, sepintas, banyak dari kita akan beranggapan "kalau begitu lalu apanya yang beda? Kan faktanya sama, fungsinya sama dan aktivitasnya juga sama!" Anggapan ini bisa dimaklumi jika kita berhenti sampai di sini. Namun jika kita bedah anatomi bangunan bisnisnya, barulah kita akan melihat bedanya?

Mari kita bedah!
Bangunan  bisnis Islami jika didalami sebenarnya bisa dibandingkan dalam sejumlah aspeknya dengan bisnis non Islami. Pembandingan ini akan memudahkan pemahaman terhadap faktanya sedemikian sehingga memudahkan kita untuk melihat perbedaannya dan juga meluruskan dalam mempraktikkannya. Berikut ikhtisar anatomi bisnis Islami vs bisnis yang tidak Islami (konvensional sekuler) :
  1. Asas : Aqidah Islam (nilai-nilai transendental) vs asas Sekularisme (nilai-nilai material). 
  2. Motivasi : Dunia - akhirat vs Dunia.
  3. Orientasi : Profit dan Benefit (non materi/qimah), Pertumbuhan, Keberlangsungan, dan  Keberkahan vs Orientasi : Profit, Pertumbuhan, dan Keberlangsungan.
  4. Strategi Induk : Visi dan misi organisasi terkait erat dengan misi penciptaan manusia di dunia vs Visi dan misi organisasi ditetapkan berdasarkan pada kepentingan material belaka. 
  5. Manajemen/Strategi Fungsional Operasi/Proses : Jaminan halal bagi setiap masukan, proses dan keluaran, Mengedepankan produktivitas dalam koridor syariah vs Tidak ada jaminan halal bagi setiap masukan, proses dan keluaran, Mengedepankan produktivitas dalam koridor manfaat.
  6. Manajemen/Strategi Fungsional Keuangan : Jaminan halal bagi setiap masukan, proses dan keluaran keuangan vs Tidak ada jaminan halal bagi setiap masukan, proses dan keluaran keuangan.
  7. Manajemen/Strategi Fungsional Pemasaran : Pemasaran dalam koridor jaminan halal vs Pemasaran menghalalkan cara.
  8. Manajemen/Strategi Fungsional SDM : SDM profesional dan berkepribadian Islam, SDM adalah pengelola bisnis, SDM bertanggung jawab pada diri, majikan dan Allah SWT vs SDM profesional, SDM adalah faktor produksi, SDM bertanggung jawab pada diri dan majikan.
  9. Sumberdaya : Halal vs Halal dan haram.

Jika sembilan karakter bangunan bisnis Islami ini diringkas, maka pembedanya dengan bisnis yang tidak Islami adalah pada aspek Keberkahan. Berkah adalah ridlo Allah Swt atas amal bisnis, yaitu ketika bisnis dijalankan  sesuai dengan syariah-Nya. Karenanya, aktivitas bisnis Islami tidak dibatasi kuantitas kepemilikan hartanya, namun dibatasi dalam cara perolehan dan pendayagunaan  hartanya (ada aturan halal dan haram). Nah!

Kedua,  Mengapa Harus Disebut Bisnis Syariah?

Benar, saat Islam tegak menjadi tatanan hidup dunia semenjak masa Nabi SAW hingga runtuhnya Daulah Islam era Turki Utsmani tahun 1924, tak pernah ada istilah bisnis syariah atau bisnis Islami. Itu terjadi - sederhana saja - karena sistem hidup yang digunakan adalah sistem Islam, bukan sistem kapitalisme atau juga sosialisme komunisme. Jadi wajar saja, kalau terma yag digunakan cukup 'bisnis' karena secara otomatis pengertiannya akan merujuk pada sistem yang dianut saat itu. Begitu pula dengan saat ini, jika disebut kata 'bisnis' saja tanpa embel-embel apapun, konotasinya pasti mengarah pada sistem yang diterapkan saat ini, maka pengertiannya akan menjadi 'bisnis kapitalis' atau 'bisnis konvensional' yang pasti tidak Islami atau jauh dari syariat Islam.  Ini sama sederhananya dengan dikotomi 'perbankan syariah' vs 'perbankan konvesional', 'pendidikan Islami' vs 'pendidikan sekuler' dlsb. 
Atas dasar itu, menjadi penting penggunaan istilah 'bisnis Islami' atau 'bisnis syariah' untuk menegaskan sifat bangunan bisnis yang dilakukan dan memberi efek edukasi pada masyarakat luas bahwa kita memang tengah hidup dalam sistem yang tidak islami.

Ketiga,  Bisakah Bisnis Islami Berjalan Sempurna Dalam Sistem Saat Ini ? 

Pertanyaan ketiga ini harus dijawab dengan renungan yang dalam sambil mencermati fakta bisnis yang ada di sekitar kita. Mari kita mulai…
Bisnis yang sukses umumnya adalah bisnis yang mendapat 'berkat" (profit, tumbuh dan sinambung), tapi  tidak atau belum tentu berkah. Lalu, kalau pun ada yang 'berkat' dan berkah, jumlahnya sedikit dan sulit berkembang optimal, karena terhambat perilaku bisnis sekuler yang menghalalkan segala cara. Mulai dari uang pelicin saat perizinan usaha, kickbak yang diminta saat berhasil memenangkan tender, menyimpan uang dalam rekening koran yang berbunga,  hingga iklan yang tidak senonoh.  Suka tidak suka, ini semua karena bisnis kita hari ini hidup dalam sistem kapitalistik, sistem yang tidak ideal lagi destruktif…

Bisnis Islami hanya akan hidup secara ideal dan sistem dan lingkungan yang Islami pula. Sebaliknya bisnis non Islami juga hanya akan hidup secara ideal dalam sistem dan lingkungan yang sekuler/sosialis.  Itu semua karena - bagaimanapun - aktivitas bisnis akan sangat bergantung pada sistem dan lingkungan ada.

Jadi, apa yang mesti kita lakukan? Cukupkah kita berpuas diri dengan kondisi bisnis syariah hari ini yang tumbuh berkembang tidak ideal?  Pengusaha mesti bersatu wujudkan sistem Islam 100%)?  Atau … jangan-jangan kita masih pragmatis saja seraya terus mencari alternatif lain selain Islam? Dan kalau ini yang terjadi, apa bedanya kita dengan orang Kafir?



A.Yusuf Pulungan
www.pengusahamuslim.com


 

Rabu, 04 Agustus 2010

Saatnya Anti Korupsi Dimulai dari Diknas

Dua bulan ini, aku disibukkan dengan kegiatan: membangun gagasan, membentuk produk, memasarkan gagasan dan memasarkan produk (software SiPBOS - Sistem Informasi Pembelanjaan Bantuan Operasional Sekolah).   

Awalnya, hanya kepingin menggagas dan memasarkan saja. Namun, tenyata dalam proses sosialisasi banyak temuan2 tematik, salah satunya adalah: software anti korupsi. Sangat menarik, karena software ini kelak digunakan oleh para KepSek SD/MI dan SMP/MTs penerima dana BOS di seluruh Indonesia. Maka tak mengada-ada jika judul dari tulisan ini benar adanya memiliki semangat agar anti korupsi dimulai dari lembaga besar yang penuh dengan orang2 pandai cendekia dan memiliki moralitas tinggi.

Akankah harapan ini nantinya terwujud? Wallahualam bi sawab. Yang jelas, kami telah memulainya, walau hingga tulisan ini diturunkan masih belum ada deal dalam penggunaan software tersebut di sekolah2. Salah satu dugaan saya, banyak calon pengguna yang merasa khawatir yang biasanya membuata laporan pertanggungjawaban nya yang tidak transparan, akan kebongkar dengan software yang memiliki semangat transparansi ini.

Namun demikian, kami terus akan bergerak dari wilayah satu ke wilayah lain di seluruh Indonesia tanpa henti. Semoga ada yang memberi perhatian.

Senin, 19 Juli 2010

Menjaga Konsistensi Diri

Mudah untuk memulai, tetapi sulit untuk mempertahankan sehingga gagal mengakhiri dengan baik sesuai keinginan. Terdengar familiar situasi diatas dengan kondisi kita sekalian ? Suatu keadaan yang sering berulang terus-menerus dalam hampir semua aspek hidup, entah itu pekerjaan, aktivitas kuliah, aktivitas gereja, kehidupan pernikahan, pacaran, bahkan aktivitas blogging sekalipun. 


Yah, memang manusia itu adalah makhluk yang berapi-api pada awalnya, namun kerap kali gagal menjaga api tersebut tetap menyala. Satu hal yang mungkin banyak orang lupa adalah yang terpenting bukan seberapa hebat kita memulai, tetapi bagaimana menjaga konsistensi dalam setiap hal yang kita lakukan. Penting eskali untuk menjaga konsistensi, sebab tanpa adanya konsistensi, api/semangat sebesar apapun akan padam juga.

Teman dan pengaruh lingkungan sedikit banyak juga mempengaruhi seberapa lama konsistensi anda dalam melakukan suatu hal. Oleh karena iut, pilihlah lingkungan yang sesuai dengan apa yang ingin anda seriusi untuk kerjakan. Dan aspek terbesar bagaimana menjaga agarkonsistensi itu tetap ada adalah melalui diri kita sendiri.


Bagaimana dari diri kita sendiri menjaga / melatih konsistensi ? Bisa dengan banyak hal, membaca buku salah satunya (dan yang paling sering dilakukan banyak orang termasuk saya). Milikilah koleksi buku yang dapat membangun semangat dan spirit anda serta tetap mempertahankannya pada track yang benar. Dan ingat, konsistensi untuk terus membaca dan belajar, sebab kalau tidak demikian, buku sehebat apapun juga tidak akan memberi efek yang baik.

Rabu, 14 Juli 2010

Hikmat Secangkir Coklat Panas





Sekelompok alumni, yang sudah mapan dalam karirnya, sedang berbincang-bincang  pada saat reuni dan memutuskan untuk pergi mengunjungi Profesor universitas mereka yang sekarang sudah pensiun.


Pada waktu mereka berkunjung, pembicaraan mereka berubah menjadi keluhan mengenai stress pada kehidupan dan pekerjaan mereka. Profesor itu menyajikan coklat panas pada tamu-tamunya, ia pergi ke dapur dan kembali dengan coklat panas di teko yang besar dan beberapa macam cangkir - porselen, gelas, kristal, dan beberapa cangkir yang biasa-biasa saja, ada beberapa yang mahal, ada beberapa yang cantik - dan mengatakan kepada mereka untuk mengambil sendiri coklat panas tersebut.

Ketika mereka semua memegang  secangkir coklat panas di tangan mereka, professor itu berkata: "Lihatlah semua cangkir yang bagus, mahal semuanya telah diambil, yang tertinggal hanyalah yang biasa dan yang murah. Adalah normal bagi kalian untuk menginginkan yang terbaik bagi kalian semua,  itu adalah sumber dari masalah dan stress kalian. Cangkir yang kalian minum tidak menambahkan kualitas dari coklat panas tersebut". 


Setelah berdiam sejenak, si Profesor melanjutkan pesannya: "Pada kebanyakan kasus itu hanya menambah mahal dan bahkan menyembunyikan apa yang kita minum. Apa yang kalian inginkan sebenarnya adalah coklat panas, bukan cangkirnya; tetapi secara tidak sadar kalian menginginkan cangkir yang terbaik. Dan kemudian kalian mulai saling melihat dan membandingkan cangkir kalian masing-masing".


Kemudian dia berhenti, nampak berfikir dan berkata, "Sekarang pikirkan ini":
Kehidupan adalah coklat panas; Pekerjaan, Uang, dan Kedudukan di masyarakat adalah cangkirnya. Itu hanyalah alat untuk memegang dan memuaskan kehidupan.
Cangkir yang kau miliki  tidak akan menggambarkan, atau mengubah kualitas kehidupan yang kalian miliki.


Terkadang, dengan memusatkan perhatian kita hanya pada cangkirnya, kita gagal untuk menikmati coklat panas yang telah Tuhan sediakan bagi kita. Tuhan membuat coklat panasnya, tetapi manusia memilih cangkirnya.


Pesan Profesor terakhir dan semuanya terdiam tanpa mampu berkomentar:
"Orang-orang yang paling bahagia tidak memiliki semua yang terbaik. Mereka hanya berbuat yang terbaik dari apa yang mereka miliki: 


Hiduplah dengan sederhana.
Mengasihilah dengan murah hati.
Memperhatikanlah sesama dengan sungguh-sungguh.
Berbicaralah dengan ramah".

Yang terakhir:

"Dan nikmatilah coklat panas kalian".

Sumber: Daun Lontar

Selasa, 13 Juli 2010

Kisah kasih Ibu

Ini cerita dari Jepang kuno. Mudah2an bisa diambil hikmahnya...(cerita ini gw dapat dr buku pelajaran bhs Jepang).

Konon pada jaman dahulu, di Jepang ada semacam kebiasaan untuk membuang orang lanjut usia ke hutan. Mereka yang sudah lemah tak berdaya dibawa ke tengah hutan yang lebat, dan selanjutnya tidak diketahui lagi nasibnya. Alkisah ada seorang anak yang membawa orang tuanya (seorang wanita tua) ke hutan untuk dibuang. Ibu ini sudah sangat tua, dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Si anak laki-laki ini menggendong ibu ini sampai ke tengah hutan. Selama dalam perjalanan, si ibu mematahkan ranting-ranting kecil. Setelah sampai di tengah hutan, si anak menurunkan ibu ini.


"Bu, kita sudah sampai",kata si anak. Ada perasaan sedih di hati si anak. Entah kenapa dia tega melakukannya.
Si ibu , dengan tatapan penuh kasih berkata: "Nak, Ibu sangat mengasihi dan mencintaimu. Sejak kamu kecil, Ibu memberikan semua kasih sayang dan cinta yang ibu miliki dengan tulus. Dan sampai detik ini pun kasih sayang dan cinta itu tidak berkurang.

Nak, Ibu tidak ingin kamu nanti pulang tersesat dan mendapat celaka di jalan. Makanya ibu tadi mematahkan ranting-ranting pohon, agar bisa kamu jadikan petunjuk jalan".

Demi mendengar kata-kata ibunya tadi, hancurlah hati si anak. Dia peluk ibunya erat-erat sambil menangis. Dia membawa kembali ibunya pulang, dan ,merawatnya dengan baik sampai ibunya meninggal dunia.


Mungkin cerita diatas hanya dongeng. Tapi di jaman sekarang, tak sedikit kita jumpai kejadian yang mirip cerita diatas. Banyak manula yang terabaikan, entah karena anak-anaknya sibuk bisnis dll. Orang tua terpinggirkan, dan hidup kesepian hingga ajal tiba. kadang hanya dimasukkan panti jompo, dan ditengok jkalau ada waktu saja.

Kiranya cerita diatas bisa membuka mata hati kita, untuk bisa mencintai orang tua dan manula. Mereka justru butuh perhatian lebih dari kita, disaat mereka menunggu waktu dipanggil Tuhan yang maha kuasa. Ingatlah perjuangan mereka pada waktu mereka muda, membesarkan kita dengan penuh kasih sayang, membekali kita hingga menjadi seperti sekarang ini.

Minggu, 11 Juli 2010

Kesabaran atau Akan Terlambat?




Sejak beberapa hari usai melakukan sebuah Trial Market produk di suatu wilayah, terjadi stagnasi yang hebat. Konsep dan implementasi sudah persis sama, namun ada kendala soal mekanisme pasar/place dan harga/pricing.

Untuk memecahkan masalah tersebut, solusinya hanya akan diperoleh jika para prinsipal produk tersebut segera ngumpul koordinasi. Yang satu berada di wilayah lain yang jaraknya tak dekat dan memiliki aktifitas masing2 yang cukup padat.

Saat seperti ini, benarkah harus tetap sabar menunggu proses percepatan ketemuan atau akan kehilangan kesempatan yang artinya terlambat menuai peluang?
Jika yang kedua yang diperoleh, sangat pasti bahwa program segera menjemput kegagalan.

Bagaimana harus bersikap?

Sabtu, 10 Juli 2010

Kebun Sawit Jambi




Memang luar biasa pengaruh komoditas "Sawit" terhadap daya dukung penyangga perekonomian di Propinsi Jambi yang relatif tinggi. Di berbagai jengkal tanahnya tumbuh subur pohon sawit yang menghampar hijau indah sekali.

Sore ini Aku Ter-Inspirasi



Semoga dengan hadirnya blog sederhana ini, akan memberikan inspirasi ke banyak hal. Harapan ini tentu beralasan. Semoga kelanjutannya akan memberi dampak positif dalam kehidupanku di masa yang akan datang.